Thursday, August 27, 2009

Keutamaan Shaum Ramadhan adalah ...

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT

Dengan berpuasa paling tidak seseorang dengan senantiasa ingat kepada penciptanya, sehingga dia dapat menjaga diri dari semua hal yang dilarang oleh Allah SWT, mengendalikan hawa nafsu dan menundukkannya kepada hukum dan peraturan Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Juga firmannya dalam Surat Al Baqarah ayat 187 yang artinya :
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia supaya mereka bertakwa”

b. Mempunyai dampak positif bagi kesehatan baik rohani maupun jasmani, namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 184 yang artinya :
“Dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”

c. Sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. dan mengagungkan kebesaranNya secara amaliah.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya :
“Supaya kamu membesarkan Allah atas petunjuk-petunjuknya yang telah diberikan kepadamu dan agar kamu bersyukur.”


d. Sarana untuk mencari hidup, kebenaran dan penghambaan yang hakiki

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya :
“Hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

e. Sebagai tempat menuai pahala, kebaikan dan ampunan

Diriwayatkan dari Abi Sa’id Al Khudry Ra. bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Tidaklah berpuasa seorang hamba selama satu hari fisabilillah melainkan Allah SWT akan menjauhkan diri orang itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”.(HR. Jama’ah kecuali Abu Daud).


f. Untuk mendapatkan Syafa’at dariNya

Sebab dengan syafa’at Allah tersebut, nanti pada hari kiamat puasa akan menggunakan haknya utnuk menolong orang-orang yang mengerjakannya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Ra. bahwa Rasulullah bersabda yang artinya:
“Puasa dan Al Qur’an itu akan memberi syafa’atbagi seorang hamba di hari kiamat. Berkata puasa : “Ya Tuhan aku menyebabkan dia menahan makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku izin untuk memberi syafa’at untuknya dan berkata Al Qur’an : “Aku mencegah dia tidur di malam hari karenanya izinkanlah aku memberi syafa’at untuknya”. Maka Syafa’at keduanya diterima oleh Allah.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih).

g. Ganjaran puasa yang tidak terbatas

Puasa itu adalah untuk Allah SWt, dan Dia-lah yang memberi ganjarannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. : bahwa Rasulullah Saw. bersabda yang artinya :
“Allah Azza wa Jalla berfirman : “Semua amalan manusia untuk dirinya, kecuali puasa, maka ia adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan memberinya ganjaran. Dan puasa itu merupakan benteng (perisai), maka ketika datang saat berpuasa, janganlah kamu berkata kotor, berteriak-teriak, mencaci maki. Seandainya dicaci oleh seseorang atau diajak berkelahi hendaknya ia menjawab : “Saya ini sedang berpuasa”2x. demi Tuhan yang nyawa Muhammad ada di tanganNya, bau mulut orang yang berpuasa itu akan mendapat dua kegembiraan yang menyenangkan hati. Pada saat berbuka, ia akan bergembira dengan berbuka itu, dan disaat dia bertemu dengan Tuhannya, ia akan bergembira karena puasa itu”. (HR. Ahmad, Muslim, dan Nasa’i).

h. Disiapkan tempat khusus di akhirat

Mengenai hal ini, terdapat beberapa riwayat yang bisa kita pelajari, diantaranya :
1) Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad Ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya surga itu mempunyai sebuah pintu disebut “Rayyan”. Dipanggillah pada hari kiamat : “Hai, mana orang-orang yang berpuasa?” jika telah masuk orang yang terakhir dari mereka, ditutupkan pintu surga itu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2) Diriwayatkan dari Umamah Ra. ia berkataaku datang kepada Rasulullah Saw. dan kataku : “Suruhlah aku untuk melakukan suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!” maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Hendaklah kamu berpuasa, karena itu tak ada tandingannya. Lalu saya pun mendatangi Nabi Saw. untuk keduanya, maka beliau bersabda : “Hendaklah kamu berpuasa”. (HR. Ahmad, Nasa’I dan Al Hakim, menyatakannya sebagai hadits Shahih).

3) Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. dia berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhoan Allah SWT akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (HR. Ahmad dan Ash Hubus Sunan).


Amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadhan

a. Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih dan Shalat Witir)
b. I’tikaf
c. Memburu Lailatul Qadar
d. Banyak berdo’a
e. Tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa
f. Bersiwak
g. Giat membaca dan mempelajari Al Qur’an
h. Memperbanyak bersedekah dan beramal kebajikan

Sumber Referensi :
Sa’id Hawwa. 1397 H. Al Islam, Tindak Lanjut Syahadatain. Al Ishlahy Press : Jakarta.
Sasaky, Marsuni & Hasbullah, Marsuni. 1997. Seluk Beluk Ramadhan dan amalan-amalannya sesuai dengan Sunnah Rasul. CV. Sa’adiyah Putra : Jakarta

No comments:

Post a Comment

Jom baca ini juga ...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Catatan Anda Dihargai... Terima Kasih :)

Siapakah Penulis Yang Baik?

Penulis yang baik adalah yang penulisannya memberikan kesan kepada jiwa insan. Seterusnya, penulis itu mampu menjadi inspirasi, contoh, qudwah kepada pembacanya.

Akhirnya sekali, dia tidak akan hanya tersekat dalam alam penulisan, bahkan di alam realiti dia tetap mampu menjadi satu model kepada ummat.

Penulis Yang Terbaik

Tips 1: Hubungan Dengan Allah SWT

Ya, hubungan dengan Allah SWT. Seorang yang hendak menjadi penulis yang terbaik perlulah menjaga hubungannya dengan Allah SWT. Mencintai perintah-Nya dan melaksanakannya. Membenci kemungkaran ke arah-Nya dan mencegahnya. Tidak melekatkan diri kepada apa yang Allah murka dan sentiasa berusaha mempertingkatkan kualiti diri di hadapan-Nya.

Kenapa hubungan dengan Allah SWT itu diletakkan yang pertama?

Banyak sebab. Tapi, antara sebab yang utama adalah, kita hendak menulis sesuatu yang memberi kesan pada jiwa insan. Justeru, apakah logik kita tidak meminta kepada Yang Membolak Balikkan Jiwa Insan? Kita perlu sedar bahawa, Allahlah TUAN kepada Hidayah. Bukankah adalah perkara yang normal kita tunduk kepada-Nya agar dia membantu kita? Sedang kita ini tidak mampu memberikan hidayah walau kepada orang yang kita cintai.


Sesungguhnya kau tidak akan mampu memberikan hidayah kepada orang yang kau cintai, tetapi Allah lah yang memberikan hidayah kepada sesiapa yang dia kehendaki…” Surah Al-Qasas ayat 56.

Tips 2: Kerendahan Hati
Seorang yang ingin menggerakkan dirinya menjadi penulis yang baik, perlulah mendidik jiwa dan hatinya untuk sentiasa rendah. Rendah di sini adalah merasa kerdil di hadapan Allah SWT. Ini untuk menjaga keikhlasan, mengelakkan diri dari riya’, ujub, takabbur.
Riya’, ujub, takabbur, semua itu adalah hijab dalam amalan. Ia membuang keberkesanan penyampaian kita. Sifat-sifat mazmumah itu akan menyebabkan perjalanan penulisan kita juga terpesong. Nanti kita akan rasa cepat hendak membantah pendapat orang lain, tidak boleh ditegur, rasa senang nak menyalahkan orang dan sebagainya.

Kerendahan hati sangat penting dalam menjamin kebersihan perjalanan penulisan kita.

Apakah hati yang hitam mampu mencahayakan hati yang lain?

Tips 3: Dahagakan Ilmu
Kita tidak mencari ilmu seperti orang yang sudah kekenyangan. Maka kita akan rasa malas untuk menambah ilmu apabila kita rasa diri kita sudah penuh. Seorang penulis perlu sentiasa merasakan dirinya tidak cukup. Maka dia akan bergerak untuk mengisi dirinya dengan pelbagai ilmu.

Ilmu penulisan, ilmu-ilmu asas kehidupan, ilmu bahasa, ilmu realiti, dan bermacam-macam ilmu lagi.

Penulis perlu sedar bahawa, seseorang yang tidak mempunyai apa-apa, tidak akan mampu memberikan apa-apa.

Maka seorang penulis perlu mempunyai ‘apa-apa’ untuk menulis.

Amatlah penting bagi seorang penulis untuk mengekspansikan capaian ilmunya. Ilmu bukan sekadar di dalam kelas, di dalam buku teks. Bahkan seluruh kehidupan ini mampu dijadikan sumber ilmu pengetahuan. Semuanya boleh diambil dan diterjemahkan kepada idea.

Banyak membuat kajian, banyak membuat pembacaan, banyak bertanya, banyak memerhati dan banyak berfikir. Ilmu-ilmu yang berjaya diraih, insyaAllah akan mampu menjadi ‘trigger’ kepada idea.

Tips 4: Disiplin

Tidak akan mampu seseorang itu menjadi penulis yang terbaik tanpa disiplin. Perlu ada disiplin dalam menulis. Perlu juga ada disiplin dalam mengimbangi kehidupan sebagai penulis dan sebagai pelajar, pekerja, anak, bapa, ibu dan sebagainya.

Sebab itu, apa yang saya selalu lakukan dalam hal disiplin ini adalah JADUAL.

Susun waktu. Sesungguhnya Allah tak akan memberikan manusia 24 jam sekiranya 24 jam itu tidak cukup untuk manusia. Tetapi manusialah yang tidak menggunakan 24 jam itu dengan sebaik-baiknya. Sebab itulah kita sering merasakan kita tidak mampu melaksanakan kerja.


Tips 5: Istiqomah
Seorang penulis yang terbaik itu, mencapai tahapnya yang tertinggi adalah apabila dia istiqomah. Bukannya bila pelawat website, blog sudah mencapai juta, dia mula bermalas-malasan.

Orang kata, hendak menjadi juara itu tidak sesusah hendak mengekalkan kejuaraan.

Penulis yang mampu menjadi contoh adalah penulis yang istiqomah.

Istiqomah dalam penulisannya. Istiqomah pula dalam menjaga peribadinya dalam menjadi qudwah kepada ummah.

Penutup

Saya tak rasa gembira kalau pembaca membaca penulisan saya, kemudian dia rasa seronok-seronok,tanpa membawa apa-apa daripada penulisan saya ke dalam kehidupannya.

Pada saya, seorang penulis itu bukan seorang penghibur.

Penulis adalah yang membina ideologi ummah, memimpin pemikiran ummah.

Justeru, penulis yang berjaya, adalah penulis yang penlisannya mampu memberikan kesan kepada kehidupan manusia.


~Hilal Asyraf ~

ms.langitilahi.com