Friday, February 27, 2009

SYUKUR dan SABAR

Alhamdulillah. Allah telah memilih kita untuk menjadi ibubapa sedangkan ramai yang telah melangsungkan pernikahan bertahun - tahun tapi masih sunyi dari tanggisan seorang bayi.


Kalau dulu kita bebas untuk ke mana saja, tapi kini ada insan yang perlu difikirkan keterbatasannya. Kalau dulu kita tidur seenaknya, kini anda insan yang perlu dipenuhi keperluannya.Kalau dulu kita enak untuk makan segalanya, tapi kini ada insan yang mungkin sakit kerana pemakanan kita. Dan kalau dulu, tiada yang perlu diperhatikan, tapi kini ada insan yang perlu dididik untuk menjadi pewaris tugas nabi, dialah dai kecil yang kita bawa ke halaqah, liqa’, daurah, syura, ziarah dan sebagainya.


"Ketahuilah bahawa harta dan anak - anak kamu itu merupakan ujian dan di sisi Allah terdapat pahala yang besar" (Al-Anfal:28)


"Wahai orang - orang yang beriman, sesungguhnya ada di antara isteri dan anak - anak kamu adalah musuh bagimu, maka berhati - hatilah terhadap mereka! Dan jika kamu memaafkan, berlapang dada, dan mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun" (At-Taghabun:28)


Rasulullah saw juga telah memberi solusi kepada kita dalam menghadapi karenah anak. Beliau bersabda,"Fitnah (ujian bagi) seseorang itu terdapat pada isteri, harta, anak, dirinya dan tetangganya. Itu dapat ditanggungulang dengan berpuasa, solat, sedakah, amar ma'ruf dan nahi mungkar." (HR Bukhari & Muslim, dan Tirmizi dari Huzaiah)


Lalu siaplah untuk terus sabar dan selalu bersyukur dalam mentarbiyahnya. Jangan sampai ketidaksabaran kita memusnahkan masa depan mereka.

Agar Anak Tetap Kreatif


Tahukah anda bahawa terdapat 3 ciri—ciri kreatif yang dominan iaitu : spontan, rasa ingin tahu dan tertarik dengan hal—hal yang baru. Tapi, adakah kita pernah mempertahankannya ?

1. Membangun peribadi anak dengan CINTA.

Cintai semua anak anda seadilnya dan mengertilah bahawa setiap anak mempunyai kelebihannya sendiri. Rasulullah saw berjaya mentarbiyah para sahabat dengan bakat yang ada pada mereka, tanpa mengira gelapnya bilal yang pernah menjadi hamba.

2. Menumbuhkan & mengembangkan motivasinya

Motivasi daripada ibubapa perlu untuk mengembangkan kreativiti anak—anak. Jadi lapangkanlah waktumu untuk menyertai aktiviti sekecil ini.

3. Mensistematikkan proses terbentuknya anak kreatif

Untuk mensistematikkan proses ini, adalah lebih baik anda menyediakan bahan terpakai dan ruang khas untuk anak berkreativiti. Mungkin set memasak untuk kanak—kanak, rempah—ratus yang dilabelkan namanya, mengenalkan sistem yang wujud dalam kereta sewaktu membasuh kereta dan sebagainya.

4. Mengevaluasi hasil kreativiti

Evaluasi kreativiti anak bukan sekadar melihat hasilnya tapi mempersoalan proses untuk hasil didapati.

Adakah anak - anak kita PINTAR ?

Menurut Howard Gardner, seorang psikologi perkembangan mental, kepandaian bukanlah satu-satunya yang hanya dapat dihitung melalui kertas dan pensil. Kepandaian dimiliki oleh manusia dengan berbagai macam jenis dengan kombinasi dan tingkatan yang bervariasi.

Gardner menetapkan sembilan kepandaian yang berbeza. Agak berbeza dengan penilaian masyarakat pada umumnya yang "hanya" menilai kepintaran linguistik dan logika matematika, metode Gardner justru memperlihatkan, anak-anak memiliki bakat lain yang tak kalah pentingnya selain belajar. Sebelum memahami 9 gambaran intelegensia yang ditetapkan Gardner, sadarilah, bahwa setiap individu bersifat unik dan tiap orang mungkin memiliki lebih dari satu jenis kepandaian.

Kesembilan jenis kepandaian tersebut adalah:


1. Kemampuan berbahasa
Orang yang kuat kepandaian linguistiknya adalah mereka yang pintar di dalam kata-kata. Sebagai anak-anak, mereka memperlihatkan kegemarannya pada kata-kata dan biasanya mereka tumbuh berkembang menjadi penyair, penulis dan peguam.

2. Logika / Matematika
Orang yang kuat di dalam jenis kepandaian matematika dan logika, cara berpikir mereka selalu berdasarkan sebab-akibat. Biasanya yang termasuk jenis ini adalah para ilmuwan, ahli matematik, ahli komputer, dan akauntan.

3. Visual/Ruang
Orang yang memiliki kelebihan dalam jenis kepandaian ini kuat di dalam segi visual, ruang, dan mengerti bagaimana benda menyesuaikan diri di angkasa. Mereka mampu melihat dan memiliki kepekaan yang kuat mengenai corak, arah, dan warna. Orang yang termasuk jenis ini biasanya sesuai untuk menjadi arkitek, pelukis, navigator, atau dekorator interior.

4. Naturalis
Menurut Gardner, kepandaian jenis ini dibentuk dari sistem saraf manusia. Naturalis adalah jenis kepandaian yang menetapkan kepekaan seseorang pada lingkungan. Lingkungan yang alami memberi kesempatan kepada orang untuk mengenal dan membezakan antara flora dan fauna. Seorang kepandaian naturalis yang baik akan mahir mengidentifikasikan hal-hal seperti model kereta dan kasut.

5. Eksistensialis
Orang yang bertanya mengapa mereka ada dan apa peranan mereka di dunia memilki perkembangan kepandaian eksistensialis yang tinggi. Intinya, sangat berhubungan dengan bidang filosofi.

6. Interpersonal
Kepandaian interpersonal memberi kesempatan kepada kita untuk mengerti dan menghubungkan satu dan yang lain dengan baik. Yang termasuk jenis ini biasanya psikologi kaunselor, perawat, dan pengasuh.

7. Intrapersonal
Orang yang kuat pada jenis kepandaian intrapersonal sangat mengenal dirinya, baik kekuatan maupun kelemahannya. Mereka biasanya percaya diri, mandiri ,dan tahu apa yang diinginkan. Yang termasuk jenis ini biasanya peniaga.

8. Musikal
Orang yang sangat tertarik pada segala sesuatu yang diciptakan oleh bunyi-bunyian termasuk dalam kategori kepandaian musikal. Menurut Gardner, kepandaian ini merupakan kepandaian pertama untuk berkembang dan bila perkembangannya dibantu maka akan dapat bertahan lama.

9. Jasmaniah / Kinestetik
Orang yang kuat di dalam kepandaian ini memecahkan atau menciptakan masalah melalui tubuh atau bagian tubuhnya. Aktor, penari dan atletik memiliki kekuatan kepandaian jasmani/kinestetik seperti yang dilakukan oleh para ahli bedah dan seniman.

sumber : http://www.tabloidnova.com/

Agar Anak Kita Tidak Berdusta

Adakah kita yang banyak mengajarkan anak—anak untuk berdusta ? Nau’zubillah himinzalik.

1. Lagu—lagu atau Nyanyian
Contohnya, di Indonesia terdapat lagu “Nina Bobo” :
Nina bobo.
Oh, Nina bobo,
Kalau tidak bobo.
Digigit nyamuk…
Sedangkan jika tidur, anak tentu tidak dapat mempertahankan diri daripada gigitan nyamuk.

2. Cerita atau Dongengan
Contohnya, Si Kancil dan Harimau. Si Kancil telah mendustai harimau dengan mengatakan bahawa ular itu adalah tali pinggang Raja Sulaiman untuk melepaskan diri.

3. Nasihat atau Teguran
Contohnya, kalau duduk di atas bantal akan tumbuh bisul. Apakah perkaitan antara bantal dan bisul? Jika anak belajar sains nanti tentu dia akan berangapan bahawa ibubapanya berdusta atau buta sains. Berterus-teranglah bahawa adalah tidak beradab untuk duduk di atas bantal yang menjadi alas kepala.

4. Di Waktu Marah
Contohnya, apabila anak membuli adiknya, kita cenderung mengatakan “Kamu selalu menyakitkan hati.” Sedangkan banyak perkara baik lain yang pernah dilakukan oleh anak kita.

5. Di Waktu Memuji
Contohnya, jika anak melakukan kebaikan, kita akan mengatakan kepadanya, “Sayang, anak ummi.” tapi jika marah, kita katakan “Anak yang tak baik, bukan anak ummi.” Sepatutnya, kita ajarkan bahawa Allah menyayangi orang yang berbuat kebaikan.

6. Di Waktu Berjenaka
Contoh jenaka yang baik, saya sedang mencari orang yang bermata keputihan, semua orang mempunyai bahagian putih di matanya. Betul tak ?

7. Waktu Berjanji
Contohnya, anak ingin mengikuti kita untuk ke suatu tempat tapi kita enggan membawanya, lalu kita berjanji untuk membeli mainan kepadanya sedangkan kita tidak bermaksud untuk itu melainkan untuk melepaskan diri.

8. Waktu Membeli-belah
Contohnya, pembeli sering mengatakan bahawa barang yang ingin dibelinya murah di tempat lain, lalu ingin menawar harga barang tersebut. Sedang penjual mengatakan harga tersebut tidak membawa untung sedikit pun kepadanya. Seringkali keduanya saling mendustai untuk kepentingan masing—masing.

9. Ketika Ditegur Oleh Anak
Contohnya, anak mengatakan, “Abi, makan tak baca Bismillah ?” “Abi dah baca dalam hati” sedangkan anda tidak membaca basmalah pun di dalam hati.

Maka sahabatku, selalulah kita memperhatikan setiap saat dalam hidup kita, adakah kita pernah mencontohkan sifat—sifat dusta kepada anak. Sedangkan orang yang dusta adalah antara sifat—sifat orang munafik. Baikilah diri sebelum terlambat.

Monday, February 23, 2009

AKHLAK Untuk Buah Hati

Muroja’ah: Ust. Subhan Khadafi, Lc.

Anak adalah buah hati setiap orang tua, dambaan di setiap keinginan orang tua serta penyejuk hati bagi keletihan jiwa orang tua. Anak tidak lahir begitu saja, anak terlahir dari buah cinta sepasang hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang merupakan amanat wajib untuk dijaga, diasuh dan dirawat dengan baik oleh orangtua.

Karena setiap amanat akan dimintai pertanggungjawaban sebagaimana hadist sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Umar yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya dan akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pertanggung jawaban orang tua tersebut baik di dunia ataupun di akhIrat, namun tatkala anak sudah baligh maka mereka bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Salah satu contoh dari pertanggung jawaban tersebut adalah dengan memelihara diri dan keluarga dari api neraka:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)

Dan hal ini dapat diwujudkan dengan memberi pendidikan kepada anak dengan pendidikan yang baik sesuai Al Qur’an dan As sunnah sebagai bekal perjalanan di dunia maupun di akherat. Sebagaimana perkataan Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, “Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.”

Pendidikan tersebut banyak cabangnya, satu diantaranya adalah pendidikan akhlak, akhlak anak yang baik dapat menyenangkan hati orang lain baik orang tua atau orang-orang di lingkungannya. Bahkan akhlak yang sederhana sekalipun misalnya memberikan wajah berseri saat bertemu dengan saudara muslim yang lain.

Di samping ikhtiar dengan pendidikan akhlak yang bagus hendaknya orang tua selalu mendoakan anak-anaknya agar mereka tumbuh dengan naungan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala pula. Karena doa orang tua atas anaknya termasuk doa yang mustajab.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan, doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian dan doa orangtua atas anaknya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dihasankan oleh syaikh Al Albani dalam Shohih dan Dho’if Sunan Abu Daud hadist no. 1536)

Sebagaimana para nabi dan rasul dahulu yang selalu berdoa kepada Allah untuk kebaikan anak cucu mereka.
Do’a Nabi Zakaria ‘alaihissalam sebagaimana firman Allah:
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38)

Doa Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimussalam: “Ya Rabb kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anakcucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau.” (QS. Al Baqoroh: 128)

Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan anakpun diperhatikan dengan serius. Namun sangat disayangkan orang tua zaman sekarang jarang memperhatikan pendidikan akhlak bagi buah hatinya lantaran kesibukan mereka atau kejahilan (ketidakmengertian) mereka. Prinsip yang mereka pegang adalah membahagiakan anak. Namun kebahagiaan yang semacam apa yang ingin diwujudkan oleh sebagian para orang tua tersebut?! Ada yang berpendapat bahagia tatkala anaknya mendapat sekolah yang bagus dan menjadi bintang kelas, orang yang berpendapat seperti ini maka akan menggebu-gebu untuk mencarikan tempat tersebut, hingga lupa menyisakan waktu untuk mengenalkan islam kepadanya.

Adalagi pendapat bahwa kebahagiaan adalah tatkala si anak tidak kekurangan apapun di dunia, orangtua seperti ini akan berambisi untuk mencari materi dan materi untuk memuaskan si anak tanpa disertai pendidikan akhlak bagaimana cara mengatur serta memanfaatkan harta yang baik. Dan ada pula sebagian yang lain bahwa kebahagiaan adalah buah dari keimanan kepada Allah dengan bentuk ketenangan dalam hati; bersabar tatkala mendapat musibah dan bersyukur tatkala mendapatkan nikmat. Namun jarang ditemukan orang tua yang sependapat dengan jenis ketiga ini. Kebanyakan diantara mereka sependapat dengan tipe 1 dan 2. Dan tatkala mereka tiada, mereka akan berlomba-lomba untuk mewasiatkan harta ini dan itu, padahal telah dicontohkan oleh Lukman mengenai wasiat yang terbaik. Bukan sekedar harta atau perhiasan dunia melainkan sesuatu hal yang lebih berharga dari keduanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman melalui lisan lukman:
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.’ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua ibu bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang lemah yang bertambah dan menyusukannya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapamu, hanya kepadaKulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu-lah kembalimu, maka kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata),

‘Hai anakku sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau didalam bumi niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.’”
(QS. Luqman: 13-19)

Tatkala anak tumbuh menjadi anak pembangkang, suka membantah kepada orang tua bahkan durhaka kepada orang tua, banyak di antara orang tua yang menyalahkan si anak, salah bergaullah, tidak bermorallah atau alasan-alasan yang lain. Bukan… bukan lantaran karena anak salah bergaul saja, si anak menjadi seperti itu namun hendaknya orangtua mawas diri terhadap pendidikan akhlak si anak. Sudahkah dibina sejak kecil? Sudahkah dia diajari untuk memilih lingkungan yang baik? Sudahkah dia tahu cara berbakti kepada orangtua? Atau sudahkah si anak tahu bagaimana beretika dalam kehidupan sehari-hari dari bangun tidur hingga tidur kembali? Jika jawabannya belum, maka memang wajarlah jika orang tua menuai dari buah yang telah mereka tanam sendiri. Seperti perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah,

“Hendaknya anak dijauhkan dari berlebihan dalam makanan, berbicara, tidur dan berbaur dengan perbuatan dosa, sebab kerugian akan didapati dari hal-hal itu dan menjadi penyebab hilangnya kebaikan dunia dan akhirat. Anak harus dijauhkan dari bahaya syahwat perut dan kemaluan sebab jika anak sudah dipengaruhi oleh kotoran syahwat maka akan rosak dan hancur. Berapa anak tercinta menjadi rosak akibat kesalahann dalam pendidikan dan pembinaan bahkan orangtua membantu mereka terjerat dalam syahwat dengan anggapan hal itu sebagai ungkapan perhatian dan rasa kasih sayang kepada anak padahal sejatinya telah menghinakan dan membinasakan anak sehingga orangtua tidak mengambil manfaat dari anak dan tidak meraih keuntungan dari anak baik didunia maupun diakhirat. Apabila engkau perhatikan dengan seksama maka kebanyakan anak ruosak berpangkal dari orangtua.”

Mungkin saat si anak masih kecil belum akan terasa dampak dari erti pentingnya akhlak bagi orang tua namun saat dewasa kelak maka akan sangat terasa bahkan sangat menyakitkan bagi kedua orangtua. Dan perlu ditekankan bahwa akhlak yang baik dari seorang anak adalah harta yang lebih berharga daripada sekedar harta yang kini sedang para orang tua obsesikan.
Sebelum terlambat mulailah saat ini menanamkan akhlak tersebut, dari hal yang sederhana:

1. Dengan memberi contoh mengucapkan salam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu jika kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

2. Memperhatikan etika dalam makan.
Dari umar bin Abu Salamah radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda kepadaku,
“Sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang paling dekat denganmu.” (Muttafaqun ‘alaih)

3. Mengajarkan rasa kebersamaan dengan saudara muslim yang lain, misalnya dengan menjenguk orang sakit.
Dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (Muttafaqun ‘alaihi)

4. Mengajarkan kejujuran.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang selalu jujur dan memelihara kejujuran hingga tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)

Akhlak yang baik dari seorang anak akan melahirkan generasi yang baik pula, generasi pemuda yang taat kepada Allah, berbakti kepada kedua orangtua dan memperhatikan hak-hak bagi saudara muslim yang lain. Wallohu a’lam bishowab.

Maraji’:
Begini Seharusnya Mendidik Anak -Panduan Mendidik Anak Sejak Masa Kandungan Hingga Dewasa-, karya Al Maghribi bin As Said Al Maghribi
*** Artikel www.muslimah.or.id

Wahai Ibu Sertailah Semangatmu Dengan Ilmu

Muroja’ah: Ustadz Subhan Lc.

Anak kecil adalah makhluk yang penuh rasa ingin tahu namun sering kali orang tua merasa sulit untuk menjelaskan padanya tentang sesuatu yang tidak bisa dia lihat. Hal ini sering kali membuat orang tua menjadi kebingungan ketika si kecil bertanya “Allah itu dimana dan seperti apa?”

Sebuah majalah berusaha mengupas masalah ini dengan memuat “kreativiti” orang tua untuk menjelaskan hal ini pada anak-anak mereka. Jawaban yang ada antara lain:
“Allah itu ada di langit, tepatnya langit ke tujuh… dst…” “Allah ada di mana-mana. Allah ada di hati kita, ada di jantung kita,… dst…” “Allah ada di arsy sana. Tahukah kalian kalau arsy adalah langit ke tujuh?… dst…”

Maha suci Allah dari persangkaan bahwa Dia bercampur dengan makhluk. Allah dekat dengan kita tapi Allah tinggi dan tidak bercampur dengan makhluk. Allah bersemayam di atas Arsy (Arsy bukan langit ke tujuh!!!), tidak bercampur dengan hati manusia, jantung manusia ataupun dengan langit karena semua itu adalah makhluk. Permasalahan ini telah dijelaskan oleh para ulama. Untuk pembahasan lebih dalam, kita bisa merujuk pada kitab-kitab mereka

Tidak Sekedar Semangat
Sunguh mulia niat kita untuk mengenalkan Allah subhanahu wata’ala pada anak-anak kita sejak mereka masih kecil. Memang seperti itulah seharusnya sebagai seorang pendidik. Namun demikian tidak cukup dengan sekedar semangat karena jika sekedar semangat, mungkin jadi yang kita ajarkan ternyata hanyalah prasangka-prasangka kita, tidak tahu apakah benar atau tidak. Padahal kebenaran bukanlah prasangka. Mungkin menurut kita benar tetapi ternyata bukan itu kebenaran.

Lalu bagaimana kita tahu benar atau salah? Jawabannya tentu dengan ilmu karena dengan ilmu maka mampu dibezakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang sunnah dan mana yang bid’ah, mana yang halal dan mana yang haram. Jangan sampai kita menjadi seorang muslim yang salah sangka karena kebodohan kita. Yang benar kita sangka salah, yang salah justru kita sangka benar. Hidayah kita sangka kesesatan dan kesesatan justru kita sangka hidayah.

Tak Cukup Dengan Yang Umum-Umum Saja
Sesunguhnya kebanyakan dari mengetahui namun pengilmuannya secara umum saja. Kita tahu bahwa dosa itu buruk tapi kita tidak tahu apa saja yang termasuk dosa melainkan sekedar menurut persangkaan kita dan anggapan masyarakat. Kita tahu bahwa syirik adalah dosa yang paling besar namun tidak tahu amalan dan keyakinan apa yang termasuk di dalamnya. Kita tahu bahwa Al Quran adalah petunjuk tapi kita tidak tahu perkara apa yang ditunjukkan oleh Al Quran.

Seperti hal di atas, kita tahu bahwa kita harus mengenalkan Allah pada anak-anak kita tapi kita tidak tahu terhadap apa yang harus kita kenalkan. Maka beginilah hasilnya jika tanpa ilmu, yang kita ajarkan hanyalah bualan-bualan kita dan prasangka-prasangka kita. Bahkan tentang Allah subhanahu wata’ala kita berani berbicara tanpa pijakan. Maka pengetahuan secara umum saja tidak cukup, bahkan nyaris tidak mendatangkan manfaat apa-apa.

Berpayah-Payah Tapi Tak Sampai Tujuan
Sungguh merugi keadaan orang yang bersemangat melakukan kebaikan tapi tidak berbekal dengan ilmu. Seorang ibu hendak mengajarkan pada anaknya tentang kebaikan tapi dia tidak tahu apa itu kebaikan. Dia berpayah-payah menanamkan kebiasaan berdoa sebelum makan. Bahkan dengan teladan dia menuntun dan menemani anaknya berdoa setiap sebelum makan. Akhirnya yang dia ajarkan berhasil. Setiap hendak makan, anaknya berdoa “Allahumma baariklanaa fii maa rozaktanaa wa qinaa ‘adzabannaar”. Si ibu merasa senang karena merasa telah berhasil, padahal jika memang benar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam yang hendak dia contoh maka dia telah tertipu. Yang Rasulullah ajarkan untuk dibaca sebelum makan adalah “bismillah”. Lalu siapa yang hendak dicontoh? Rasulullah atau yang lain?

Berbekal Dengan Ilmu
Tidak terlambat! Maka mulai dari sekarang mari kita bekali diri kita dengan ilmu. Jangan mau menjadi seorang muslim yang salah sangka! Merasa telah berbuat sebaik-baiknya di dunia tapi ternyata amalan kita sia-sia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman yang ertinya:
“Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? iaitu orang-orang yang telah sia-sia) perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi: 103-104)

Alhamdulillah sekarang sangat mudah untuk mendapatkan ilmu bagi orang-orang yang mau mencari. Majlis ilmu ada di mana-mana, buku-buku telah banyak yang diterjemahkan, blog dan website Islam sangat mudah untuk diakses. Lalu apa lagi yang menghalangi kita? Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang terhalangi dari ilmu karena kemalasan atau karena kesombongan.

Wahai para ibu!
Wahai para calon ibu!
Sungguh mulia niat kita untuk peduli dengan urusan din anak-anak kita di saat ramai yang acuh terhadapnya dan merasa cukup dengan dunia. Namun demikian tidak cukup dengan sekedar semangat. Penuhi diri kita dengan ilmu! Apa yang mhau kita ajarkan pada anak-anak kita kalau kita tidak punya apa-apa? Wallahu a’lam.

*** Artikel www.muslimah.or.id

Agar Buah Hati Tak Lagi Takut Hantu



Ummi, Ahmad nak ke bilik air. Temankan ya Mi…
Ummu Ahmad (bukan nama sebenarnya) kaget ketika suatu malam Ahmad, anaknya yang sudah berumur 10 tahun tiba-tiba minta ditemankan ke bilik air.
Ahmad anak shalih… takkan minta ditemankan? Biasanya berani pergi sendiri.
Ahmad takut ketemu hantu Mi…” kata Ahmad dengan wajah ketakutan.

Kisah ini mungkin sangat sering kita jumpai. Tak hanya anak kecil, bahkan banyak orang dewasa yang mengaku takut terhadap hantu. Masih banyaknya budaya dan kepercayaan terhadap hal-hal mistis yang bertentangan dengan syariat, ditambah lagi maraknya cerita maupun filem-filem misteri di tengah masyarakat semakin menambah kerusakan dan mengikis keimanan.

Rasa takut anak kepada hantu, bagaimanapun harus mendapat perhatian khusus dari orang tua. Karena bila ketakutan sang anak tetap terpelihara, tak hanya membentuk mental penakut pada diri anak tetapi juga dapat mengurangi kesempurnaan tauhid yang sangat kita harapkan terbentuk pada diri sang anak.

Sekilas tentang Rasa Rakut (Khauf)
Sangat penting bagi orang tua untuk melatih anak mengatur rasa takutnya. Bukan hanya sekedar agar anak menjadi pemberani, tetapi lebih karena rasa takut adalah bahagian dari ibadah. Rasa takut adalah bahagian dari rukun yang harus ada dalam ibadah, di samping rasa cinta dan harap.

Kategori - kategori takut
Ulama telah membagi rasa takut menjadi beberapa bagian, iaitu:

1. Takut ibadah atau disebut juga takut sirri (takut terhadap sesuatu yang ghaib).
Takut ibadah dibagi menjadi dua macam:

a. Takut kepada Allah, iaitu takut yang diiringi dengan merendahkan diri, pengagungan, dan ketundukan diri kepada Allah. Takut semacam inilah yang akan mendatangkan ketaqwaan dan ketaatan sepenuhnya kepada Allah. Oleh karena itu, rasa takut seperti ini hanya boleh ditujukan kepada Allah semata karena merupakan salah satu konsekuensi keimanan.
Allah berfirman, yang ertinya, “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran 175)

b. Takut kepada selain Allah, iaitu takut kepada selain Allah dalam hal sesuatu yang ditakuti itu sebenarnya tidak dapat melakukannya dan hanya Allah-lah yang dapat melakukannya. Takut semacam ini banyak terjadi pada berhala, takut pada orang mati, takutnya para penyembah kubur kepada walinya, dll. Rasa takut ini merupakan syirik akbar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari keIslaman.

2. Takut yang haram, iaitu takut kepada selain Allah, yang bukan ibadah tetapi menyebabkan ia melakukan keharaman atau meninggalkan kewajiban. Takut semacam ini dapat mengurangi ketauhidan seseorang.

3. Takut thobi’i (normal), iaitu takut pada hal-hal yang mampu mencelakakan kita (dengan izin dan kekuatan dari Allah). Misalnya, takut pada binatang buas, api, dll. Takut semacam ini wajar ada pada diri manusia dan dibolehkan selama tidak melampaui batas.

4. Takut wahm (khayalan), iaitu takut pada sesuatu yang sebabnya tidak jelas. Misalnya, takut pada hantu. Takut semacam ini tercela.

Seorang anak yang masih dalam fasa pertumbuhan dan sedang mengalami masa belajar, ia mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan kadang disertai pula daya imajinasi yang tinggi. Oleh karena itu, ketika ia mendengar cerita tentang berbagai macam hantu entah dari berbagai media massa, atau dari orang-orang di sekitarnya, hal tersebut mampu menimbulkan rasa takut yang berlebihan. Apalagi bila sang anak pernah mengalami trauma karena ditakut-takuti temannya atau karena pernah mengalami gangguan jin.

Rasa takut kepada hantu atau setan, mampu mengantarkan kepada syirik akbar. Jika sampai membawa pada peribadatan kepada selain Allah. Bentuknya bermacam-macam, ada yang memberi sajian agar tidak diganggu, membaca berbagai mantera, datang kepada dukun untuk meminta azimat, dan sebagainya.

Pada anak, mungkin tak sampai separah itu. Namun tak jarang kita dapati, karena rasa takut kepada hantu atau semacamnya, anak menjadi takut keluar kamar untuk mengambil wudhu pada pagi hari. Sang anak menjadi menunda-nunda waktu shalat Subuhnya. Ini hanyalah salah satu contoh. Tetapi sekali lagi, hal ini dapat mengurangi kesempurnaan tauhid sang anak.
Ketakutan anak menjadi lebih parah jika orang tuanya pun tidak faham syariat sehingga demi mengatasi rasa takut anaknya sehingga membawa anak pada kesyirikan. Misalkan menggantungkan azimat pada anak sehingga sang anak terus bergantung pada azimat tersebut hingga dia dewasa.

Cara Mengatasi Rasa Takut Anak kepada Hantu
Bagi orang tua sangat penting mengetahui bagaimanakah cara mengatasi ketakutan anak dengan cara yang sesuai syariat. Antara lain:
1. Tanamkanlah pada anak tauhid dan aqidah yang benar.
Cubalah cari sebab apa yang sebenarnya ditakutkan oleh sang anak pada saat keadaannya tenang. Rangsanglah anak dengan beberapa pertanyaan. “Adik takut hantu ya? Memangnya hantu itu apa ya?” Jika sang anak menjawab bahwa hantu adalah pocong, pontianak, atau semacamnya, jelaskan bahwa hantu-hantu semacam itu tidak ada sama sekali sehingga tidak perlu ditakutkan. Jika yang ditakutkan anak adalah orang mati, maka jelaskanlah bahwa orang mati takkan mampu memberi manfaat maupun bahaya bagi orang yang masih hidup.

Adapun jika sang anak telah mengerti bahwa yang dimaksud orang-orang dengan hantu adalah penjelmaan dari setan atau jin yang hendak mengganggu manusia, maka orangtua haruslah menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada kekuatan yang paling kuat kecuali kekuatan Allah. Seluruh makhluk, termasuk jin dan setan di bawah pengaturan Allah. Ajarkan pada anak meskipun seluruh jin dan manusia ingin mencelakakannya, akan tetapi Allah tidak menakdirkannya, maka ia takkan celaka. Begitu pula sebaliknya.

Sungguh indah contoh yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menasehati Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu masih kecil.Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Pada suatu hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, “Wahai anak muda, sesungguhnya akan kuajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, nescaya Allah juga akan menjagamu. Jagalah Allah nescaya engkau akan mendapati-Nya ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk menimpakan bahaya terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan bahaya itu terhadapmu kecuali sesuatu yang Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembar catatan telah kering.” (HR. Tirmidzi)

Jelaskan pada anak pada hal apakah ia harus takut (iaitu takut kepada Allah), pada hal-hal apakah ia boleh takut tetapi tidak berlebihan dan hal-hal apa yang ia tidak boleh takut sama sekali. Hendaklah orang tua mengenalkan kepada anak-anaknya kepada Allah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Karena dengan pengenalan kepada Allah, seorang anak akan mengetahui keagungan Allah, KekayaanNya, kekuasaan-Nya. Yang harus orang tua ingat, mengajarkan rasa takut kepada Allah juga harus disertai pengajaran rasa cinta dan harap kepada Allah. Sehingga hal ini menjadikan anak ikhlas dan giat dalam beramal serta tidak mudah putus asa.

2. Ajarkan wirid dan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid pagi dan petang, doa sehari-hari seperti doa masuk tandas, doa singgah di suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa sesuai kemampuan anak.

Tak hanya sekedar menghafal, tapi juga fahamkan mereka erti dari doa tersebut sehingga mereka mengamalkan doa-doa tersebut dengan penuh keyakinan akan manfaat doa bagi dirinya. Ajarkan pada anak bahwa doa dan wirid adalah senjata dan perisai bagi kaum mukmin. Karena itu, bila rasa takut menyerang, yang terbaik dilakukan adalah meminta perlindungan dan pertolongan Allah, Rabb seluruh makhluk. Sesekali ingatkan atau tanyakan pada anak erti dari doa tersebut. Sekaligus untuk mengetahui apakah sang anak sudah mengamalkan doa-doa tersebut ataukah belum.

3. Jauhkanlah anak dari hal-hal yang mendatangkan rasa takut kepada hantu.
Misalnya cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. Cerita misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih mendekatkan orang tua dengan sang buah hati.

4. Ajarkan pula pada anak untuk tidak menakut-nakuti temannya meski hanya bermaksud untuk bergurau. Fahamkan pada anak untuk bergurau dengan baik.

5. Bila orang tua ternyata adalah seorang penakut, berusahalah untuk tidak menampakkan hal tersebut di depan sang anak. Sebagaimana kita tidak ingin anak menjadi penakut, maka latihlah diri sendiri untuk tetap tenang dan menghilangkan sifat penakut dari diri kita.

Jika suatu ketika sifat penakut kita diketahui oleh sang anak, tak ada salahnya melibatkan anak dalam usaha menghilangkan sifat penakut kita. “Astagfirullah, tadi Ummi menjerit selepas lampu mati? Menurut adik, apa yang Ummi harus buat? Iya adik benar, harusnya tetap tenang dan minta perlindungan sama Allah. Lain kali kalau Ummi menjerit lagi, adik ingatkan Ummi ya….” Hal ini juga akan mengajarkan pada anak bagaimana seharusnya ia bersikap ketika ada orang lain atau temannya yang ketakutan. Jangan pula menakut-nakuti anak dengan ancaman yang tak berdasar atau bertentangan dengan syariat. Misalnya, “Jangan main dekat sungai ya! Nanti diculik penunggu sungai.” Hal ini sering tanpa sadar dilakukan oleh para orang tua. Maka wahai para pendidik, bekalilah diri dengan ilmu syar’i dalam mendidik anak-anak kita.

6. Berdoalah untuk kebaikan anak

Hal yang sering luput dari orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya. Padahal doa merupakan salah satu pokok yang harus dipegang teguh orang tua. Doa orang tua bagi kebaikan anaknya adalah salah satu jenis doa yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan dikabulkan oleh Allah (HR. Baihaqi). Termasuk di antaranya, hendaknya orang tua mendoakan agar anak dilindungi dari gangguan syaitan.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk Hasan dan Husain dengan mengucapkan,“Aku memohon perlindungan untukmu berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan dan binatang berbisa, dan juga dari setiap mata yang jahat.” Selanjutnya beliau bersabda “Adalah bapa kalian (iaitu Ibrahim) dahulu juga memohonkan perlindungan untuk kedua puteranya, Ismail dan Ishaq, dengan kalimat seperti ini.” (HR. Bukhari)

Inilah sebagian cara yang semoga mampu mengatasi rasa takut anak terhadap hantu. Orang tua hendaknya bersabar dalam membantu anak mengatasi rasa takutnya dengan tetap memprioritikan pendidikan aqidah dan tauhid pada anak. Semoga kelak anak tumbuh menjadi muslim-muslimah yang beraqidah lurus, beramal shalih dan mempunyai ketawakkalan yang tinggi kepada Allah. Wallahu Ta’ala a’lam.

Maraji’:
Bila Anak Anda Takut Hantu, Ummu Khaulah, Majalah As Sunnah Edisi 02/Tahun VIII/1424H/2004M
Mendidik Anak Bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad Suwaid, penerbit Pustaka Arafah
Mutiara Faidah Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi, Abu ‘Isa Abdullah bin Salam, penerbit Divisi Bimbingan Masyarakat LBI Al Atsary Yogyakarta
Syarah Tiga Landasan Utama, Syaikh Abdullah bin Shalih al Fauzan, Pustaka At Tibyan
*** Artikel muslimah.or.id

Bingkisan Paling Berharga Untuk si Kecil Adalah AQIDAH

Dimurojaah oleh: Ustadz Subhan Khadafi

Fasa kanak-kanak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini cukup lama, di mana seorang pendidik mampu memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, dengan izin Allah subhanahu wata’ala maka kelak akan tumbuh menjadi kukuh. Seorang pendidik hendaknya memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya. Jangan ada yang meremehkan bahwa anak itu kecil.

Mengingat masa ini adalah masa emas bagi pertumbuhan, maka hendaknya masalah penanaman aqidah menjadi perhatian pokok bagi setiap orang tua yang peduli dengan nasib anaknya.

Penanaman Aqidah
Aqidah islamiyah dengan enam pokok keimanan, yaitu beriman kepada Allah subhanahu wata’ala, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir, serta beriman pada qadha’ dan qadar yang baik maupun yang buruk, mempunyai keunikan bahawa kesemuanya merupakan perkara ghaib. Seseorang akan merasa hal ini terlalu rumit untuk dijelaskan pada anak kecil yang mana kemampuan berfikir mereka masih sangat sederhana dan terbatas untuk mengenali hal-hal yang abstrak.

Sebenarnya setiap bayi yang lahir diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala di atas fitrah keimanan.
Allah berfirman dalam QS. Al Α’rof: 172 yang ertinya,

“Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) ‘Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menajdi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah).’”

Adalah bahagian dari karunia Allah subhanahu wata’ala pada hati manusia bahwa Dia melapangkan hati untuk menerima iman di awal pertumbuhannya tanpa perlu kepada argumentasi dan bukti yang nyata. Dengan demikian, menanamkan keyakinan bukan dengan mengajarkan ketrampilan berdebat dan berargumentasi, akan tetapi caranya adalah menyibukkan diri dengan al Quran dan tafsirnya, hadits dan maknanya serta sibuk dengan ibadah-ibadah. Kita perlu membuat suasana lingkungan yang mendukung, memberi teladan pada anak, banyak berdoa untuk anak, dan hendaknya kita tidak melewatkan kejadian sehari-hari melainkan kita menjadikannya sebagai sarana penanaman pendidikan baik itu pendidikan aqidah maupun pendidikan lainnya.

Teladan Kita
Jika kita perhatikan para rasul dan nabi, mereka selalu memberikan perhatian yang besar terhadap keselamatan aqidah putera-putera mereka. Perhatian nabi Ibrahim, diantaranya adalah sebagaimana terdapat dalam firman Allah subhanahu wata’ala yang artinya:

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam.” (QS. Al Baqarah: 132)

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Demikian juga Lukman mempunyai perhatian yang besar pada puteranya sebagaimana wasiatnya yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala yang ertinya:

“(Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16)

“Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu dia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Sejak Masih Kecil
Perhatian terhadap masalah aqidah hendaknya diberikan sejak anak masih kecil. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam memberikan perhatian kepada anak-anak meski mereka masih kecil. Beliau membuka jalan dalam membina generasi muda, termasuk diantaranya Ali bin Abi Thalib yang beriman kepada seruan nabi ketika usianya kurang dari sepuluh tahun. Begitu juga dalam menjenguk anak-anak yang sakit pun beliau memanfaatkan untuk menyeru mereka kepada Islam yang ketika itu di hadapan kedua orang tua mereka.

Kita juga melihat bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam mengajarkan permasalahan aqidah pada Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhu yang pada saat itu dia masih kecil. Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Pada suatu hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah lalu beliau bersabda, “Wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Dia juga akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan kemanfaatan kepadamu mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk menimpakan kemudharatan terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan kemudharatan itu terhadapmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembar catatan telah kering.”

Jika para teladan kita begitu perhatian dengan anak-anak sejak mereka masih kecil, maka sangat mengherankan jika kita membia ccrkan anak-anak kita tumbuh dengan kita biarkan begitu saja terdidik oleh lingkungan dan televisi.

Masih banyak kita dapati bahwa oleh banyak orang, anak kecil dianggap tidak layak untuk diberi penjelasan mengenai Al Quran dan maknanya, dianggap tidak berhak untuk diberi perhatian terhadap mentalitasnya. Terkadang dengan berdalih “Kemampuan berfikir anak kecil masih sederhana, maka tidak baik membebani mereka dengan hal-hal yang rumit dan berat. Tidak baik membebani anak di luar kesanggupan mereka.” Atau kita juga banyak mendapati ketika anak terjatuh pada kesalahan-kesalahan, mereka membiarkan begitu saja dengan berdalih “Ah… tidak apa-apa, mereka kan masih kecil.”

Dalih yang disampaikan memang tidak sepenuhnya salah, namun sayangnya tidak diletakkan pada tempatnya. Wallahu a’lam.

Maroji’: Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah lit-Tilf (terj. Mendidik Anak Bersama Nabi)
*** Artikel www.muslimah.or.id

Tuesday, February 10, 2009

Boikot Barangan ISRAEL

Jika kita mengaku sebagai seorang Islam, maka kita wajib memboikot Barangan ISRAEL. KENAPA? Kerana umat Islam itu bersaudara, kerana Israel telah membunuh dan menganiaya saudara seIslam kita terutama di Palestine, bumi para Nabi dan bumi Isra' Mi'raj.

Elakkan membeli barangan tersebut walaupun kita selalu menggunakannya sebelum ini. Pilihlah barangan buatan Islam yang lebih baik dan halal. Semoga Allah memenangkan umat yang berjuang di jalanNya. AMIN.

http://www.inminds.co.uk/boycott-leaflet-a4-ramadan-campaign.pdf

Friday, February 6, 2009

Haraplah pada KHALIFAH

Satu demi satu penderitaan umat Islam angkara Yahudi dan kaum kafir di bumi Islam terutama di Palestine menyeret kita kepada satu persoalan... siapakah yang mampu menyelamatkan umat Islam ? OIC, PBB, Obama, Amerika, negara Mesir atau siapa?

Semua ini dibincangkan dapat Rancangan ISU di TV1 pada 3 Feb 2009 yang lalu, 'Sandiwara Israel di bumi Palestine'. Antara resolusi yang dikeluarkan adalah kembali membina sistem khilafah. Hal ini kerana, umat Islam termasuk OIC sudah hilang kekuasaan setelah jatuhnya khilafah Uthmaniyah dan kita tidak mungkin berharap kepada sekutu Yahudi untuk menyelamatkan umat Islam dari terus diperlakukan sesuka hati oleh bangsa Yahudi.

Lalu bagaimana kita mampu untuk menegakkan khilafah dalam keadaan masyarakat yang realitinya sekadar memakai lencana Islam tanpa melaksanakan tanggungjawab yang terpikul di bahunya? Solat masih lagi diabaikan sedangkan ia adalah tiang agama, syahadah juga tidak tahu bagaimana lafaznya. Belum lagi dihitung maksiat dan jenayah yang lain.

Jawapannya cukup mudah, binalah individu muslim. Individu muslim ini akan melahirkan rumah tanga muslim dan masyarakat muslim. Bila hal ini terlaksana, amat mudahlah untuk kita mewujudkan satu sistem pemerintahan Islam atau sistem khalifah. InsyaAllah.

Pembinaan individu muslim adalah melalui konsep tarbiyah yang difokuskan dalam halaqah atau usrah. Dalam sistem ini, individu ini akan diajar dan dibentuk supaya berkelakuan seperti seorang muslim dan seterusnya mampu memuslimkan orang di sekelilingnya. Namun, proses ini memerlukan masa yang cukup panjang tetapi pasti. Hanya yang sabar dan pasti dengan janji Allah yang akan terus berislam dengan baik.

Tuesday, February 3, 2009

Kenapa anak-anak Yahudi BIJAK?


Ini adalah hasil tulisan seorang Doktor inggeris.

Setelah berada 3 tahun di Israel kerana menjalani housemanship dibeberapa hospital disana, ada beberapa perkara yang menarik dapat saya perhatikan untuk dijadikan tesis ini, iaitu “Mengapa Yahudi Bijak?”. Memang tidak dapat dinafikan ramai cendikiawan berbangsa Yahudi, dari segala bidang, Engineering, musik, saintis dan yang paling hebat ialah bidang perniagaan, dimana ia memang paling tersohor. Hampir 70% perniagaan di dunia dikuasai oleh kaum Yahudi, dari kosmetik, pakaian, pemakanan, senjata, perhotelan, perfileman diHollywood dan sebagainya.

Ketika tahun kedua, akhir bulan December 1980 dan sedang saya menghitung hari untuk pulang ke California saya terfikir apakah sebab nya kaum Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau olah manusia sendiri? Adakah bijak boleh dijana? Seperti kilang pengeluaran?

Maka saya pon tergerak membuat tesis untuk Phd saya, disamping kebaikan untuk umat sejagat dan dapat hidup secara harmoni. Untuk pengetahuan anda tesis yang saya lakukan ini mengambil masa hampir lapan tahun, ini kerana untuk mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Antara data-data yang saya kumpulkan ialah pemakanan, adat resam, ugama, persiapan awal untuk melahirkan zuriat dan sebagainya dan data data tadi saya cuba bandingkan dengan bangsa dan kaum kaum lain.

Marilah kita mulakan dengan persiapan awal melahirkan zuriat. Di Israel, setelah mengetahui yang sang ibu sedang mengandung, pertama kali saya perhatikan ialah, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano dan si ibu dan bapa akan membeli buku metamatik dan menyelesaikan masalah metamatik bersama suami, saya sungguh hairan kerana teman saya yang mengandung sering membawa buku metamatik dan bertanya kepada saya beberapa soalan yang beliau tak dapat menyelesaikanya, oleh kerana saya memang minat tentang metamatik, tentu saja dengan senang saya bantu beliau. Saya bertanya kepada beliau, adakah ini untuk anak kamu? Beliau menjawab, “ia, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otak beliau, semuga ia menjadi genius apabila dewasa kelak” Perkara ini membuat saya tertarik untuk mengikut perkembangan beliau seterusnya. Berbalik kepada metamatik tadi, tanpa merasa jenoh beliau membuat latihan metamatik sehingga beliau melahirkan anak.

Seperkara lagi yang saya perhatikan ialah pemakanan beliau, sejak awal mengandung beliau gemar sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu , dan untuk tengah hari makan utama beliau ialah roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang digaul dengan badam dan berbagai jenis kekacang, menurut beliau daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merosakkan pengembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. menurut beliau ini adalah adat orang orang yahudi ketika mengandung dan ianya menjadi semacam kewajipan untuk ibu ibu yang sedang mengandung mengambil pil minyak ikan.

Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi, perkara pertama yang saya perhatikan ialah menu mereka. Setiap undangan yg sama perhatikan ialah mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet) dan biasanya daging tidak akan ada bersama dimeja jika ada ikan, menurut mereka, campuran daging dan ikan tak elok dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.


Seperkara yang pelik ialah mereka akan memakan buah buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika anda diundang kerumah Yahudi anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk dan lemah dan payah untuk memahami pelajaran disekolah.

Di Israel, merokok adalah taboo, apabila anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok, dan tanpa malu mereka akan menyuruh anda keluar dari rumah mereka dam merokok diluar rumah mereka. Menurut saintis di Universiti Israel, siasatan menunjukkan nikotin dapat merosakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada genes, ini bermakna keturunan perokok bakal membawa generasi yg cacat otak ( bodoh atau lembab). Suatu penemuan yg dahsyat ditemui oleh saintis yg mendalami bidang genes dan DNA. Para perokok harap ambil perhatian. (Ironi nya, pemilik pengeluar rokok terbesar adalah …… tekalah sendiri..!)

Perhatian saya selanjutnya ialah melawati tadika mereka, Pemakanan anak anak tadi cukup dikawal, makanan awal ialah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever) Didalam pengamatan saya, kanak Yahudi sungguh bijak dan rata rata mereka memahami 3 bahasa iaitu Hebrew, Arab dan Inggeris dan sedari awal lagi mereka telah dilatih bermain piano dan violin, ini adalah suatu kewajipan. Menurut mereka bermain musik dan memahami nota notanya dapat meningkatkan lagi IQ kanak kanak dan sudah tentu bakal menjadikan budak itu bijak.

Ini menurut saintis Yahudi, gegaran musik dapat stimulate (semacam senaman untuk otak) maka itu terdapat ramai sekali genius musik terdiri dari kaum Yahudi.

Seterusnya ke darjah 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar metamatik berkonsepkan perniagaan dan pelajaran sains amatlah diberi keutamaan. Di dalam perhatian peribadi saya, perbandingan dengan anak anak di California, ianya jauh berbeza tentang IQ dan boleh saya katakan 6 tahun kebelakang!!!. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi sukan juga menjadi kewajipan bagi mereka dan sukan yg diberi keutamaan ialah memanah, menembak dan berlari, menurut teman saya ini, memanah dan menembak dapat melatih otak mem fokus sesuatu perkara disamping mempermudahkan persiapan untuk perhidmatan negara.


Selanjutnya pemerhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini murid murid ditekan dengan pelajaran mata sains dan mereka digalakkan mencipta produk, segala projek mereka walaupon kadangkala kelihatannya lucu dan mengarut, tetap diteliti dengan serius apatah lagi ianya berupa senjata, perubatan dan engineering, idea itu akan dibawa ke institute tinggi di Politeknik dan Universiti.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakulti perniagaan. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka tentang perniagaan. Diakhir tahun diuniversiti, para penuntut dibidang niaga dikehendaki melakukan projek dan memperaktik kanya dan anda hanya akan lulus jika kumpulan anda(10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US1juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataan, dengan rangkaian seluruh dunia dan ditaja sepenuhnya oleh syarikat milik Yahudi, maka tidak hairanlah mereka dapat menguasai ½ perniagaan didunia! Siapakah yg mencipta design Levis yg terkini? Ianya dicipta di Universiti Israel oleh fakulti bisnes dan fesyen.

Pernahkah anda melihat cara orang Yahudi melakukan ibadah mereka? Salah satu caranya ialah dengan menggoyangkan kepala mereka, menurut mereka ini dapat mengaktifkan otak mereka dan menambahkan oksijan dikepala, banyak ugama lain di Timur Tengah, seperti Islam juga ada menyuruh umatnya menunduk atau menggoyangkan kepala, ini guna dapat mensimulasikan otak kita supaya bertambah aktif. Lihat orang orang Jepun, mereka sering menunduk nundukkan kepala dan ianya sebagai adat. Ramai orang orang Jepun yg pandai? Adakah ianya sebagai kebetulan? Kegemaran mereka ialah sushi (ikan mentah). Adakah ini kebetulan? Fikirkanlah!

Berpusat di New York, Dewan perniagaan Yahudi bersedia membantu mereka yg berminat untuk melakukan bisnes (sudah tentu untuk Yahudi sahaja) jika mereka ada idea yg bernas, jawatan kuasa akan memberi pinjaman tanpa faedah dan pentadbir dari jawatan kuasa tadi akan bekerjasama dengan anda untuk memastikan yg perniagaan mereka menurut landasan yg betul. Maka itu lahirlah Starbuck, Dell comptr, Cocacola, DKNY, Oracle, Perfileman di Hollywood, Levis, Dunkin Donut dan ada beratus kedai ternama dibawah naungan dewan perniagaan Yahudi di New York. Graduan Yahudi dari fakulti perubatan New York akan disarankan untuk mendaftar dipersatuan ini dan digalakkan memulakan klinik mereka sendiri dengan bantuan wang tanpa faedah, barulah saya tahu mengapa hospital di New York dan California sentiasa kekurangan doktor pakar.

Kesimpulanya, pada teori saya, melahirkan anak dan keturunan yg bijak boleh dilaksanakan dan tentunya bukan semalaman, ianya memerlukan masa, beberapa jenerasi mungkin? Persiapan awal adalah ketika sang ibu mengandung, galakkanlah siibu melakukan latihan metamatik yg mudah tetapi konsisten disamping mendengar musik klasik. Seterusnya ubahlah cara pemakanan, makanlah makanan yg elok dan berhasiat yg baik untuk otak, menghayati musik sejak kecil adalah baik sekali untuk penumbuhan otak kanak kanak, dengan bermain piano dan violin sudah tentu dapat melatih anak anak mencerdaskan otak mereka demikian juga sukan yg memerlukan konsetrasi yg tinggi, seperti memanah, bola keranjang, dart dan menembak.

Merokok menjanjikan jenerasi yg moron (goblok) dan sudah tentu genes bodoh akan mengikut ke jenerasi siperokok. Lawatan saya ke Singapore pada tahun 2005 amat memeranjatkan sekali, disini perokok seperti dianak tirikan dan begitu susah sekali untuk perokok dan anda tahu berapa harga sekotak rokok? US$ 7 !!! ini bersamaan perbelanjaan sehari untuk makan anda!! Saya puji sekali sikap pemerintah Singapore dan menkjubkan sekali!!! dan seperti Israel ianya begitu taboo dan cara pentadbiran dan segi pembelajaran mereka hampir serupa dengan Israel, maka itu saya lihat banyak institusi pelajaran mereka bertaraf dunia walaupon hakikat nya negeri Singapore hanyalah sebuah pulau sebesar Manhattan!!

Anda mungkin muskil, benarkah merokok dapat melahirkan jenerasi goblok, saya telah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. Lihat saja Indonesia, jika anda ke Jakarta, dimana saja anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga kemusium hidung anda akan segera terbau asak rokok! Dan harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! dan hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak kah universiti terdapat disana? Hasil apakah yg dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggeris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan metamatik sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri.

Di tesis saya ini, saya tidak akan menimbulkan soal ugama atau bangsa, adakah Yahudi itu zalim sehingga diusir dari semenjak zaman Paraoh hingga ke Hitler, bagi saya itu isu politik dan survival, yg ingin saya ketengahkan ialah, mampu kah kita dapat melahirkan jenerasi yg bijak seperti Yahudi? Jawabanya ialah mungkin dan tidak mustahil dan ianya memerlukan perubahan, dari segi pemakanan dan cara mendididik anak dan saya kira hanya memerlukan 3 jenerasi sahaja. Ini dapat saya lihat sendiri tentang cucu saya, ini setelah saya mengajar anak saya melalui program yg telah saya nyatakan diatas tadi, pada umur 9 tahun (cucu saya) dia dapat menulis esay sepanjang 5 mukasurat penuh. Esay nya hanyalah mengenai Mengapa saya gemarkan tomato!

Selamat sejahtera dan semuga kita dapat melahirkan manusia yg bijak dan bersifat mulia untuk kebaikan manusia sejagat tanpa mengenal batasan bangsa.

Dr. Stephen Carr Leon

Surat dari GAZA

Friday, 23 January 2009 13:56
Menemui saudara dan saudari seIslamku, aku ingin mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan pesanan dari saudara-saudari seagamamu di Gaza. Dengarkanlah bagaimana keadaan kami di sini dan beritahukan kepada semua orang samada mereka yang kamu kenali mahupun tidak.

Pada tanggal 27hb Disember 2008, ketika kami di serang rejim Zionis, mereka bukan sahaja menyerang puak Hamas ataupun kaum Muslim di Gaza, tetapi mereka sebenarnya menyerang seluruh umat Islam. Mereka menyerang Islam dengan harapan mereka dapat melemahkannya dan akhirnya melenyapkan Islam dan umat Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam.

Dan sudah tentunya mereka tidak akan sekali-kali berhenti di sini. Mereka inginkan Al Aqsa kesayangan kita, mereka mahukan Tebing Barat dan percayalah kepada ku bahawasanya mereka mendambakan seluruh wilayah Timur Tengah.

Namun, mereka tidak akan pernah berjaya. Mereka tidak akan pernah dapat menghilangkan cahaya Allah, dari bumi ini, InsyaAllah.

Keadaan kami pada saat ini amat dahsyat dan mengerikan, tetapi keimanan kami tetap utuh. Alhamdulillah, walaupun kami tiada bekalan air dan sekiranya ada pun setitis air, ia adalah tercemar dan membawa seribu satu wabak penyakit. Kami tiada wang untuk membeli air mineral dan seandainya kami menjumpai wang pun, mereka yang menjualnya mengatakan kepada kami, bekalan tiada dan amatlah merbahaya untuk mereka keluar mendapatkan bekalan baru. Kami juga tiada bahan api(gas) semenjak empat bulan lalu. Kami memasak sedikit makanan yang kami ada dengan api sebenar yang kami pelajari bagaimana untuk menyalakannya.

Kerabat lelaki kami telah kehilangan semua pekerjaan mereka. Pada masa ini,mereka hanya menghabiskan masa di rumah. .Suamiku menghabiskan masa seharian hanya untuk merayau-rayau dari satu tempat ke tempat yang lain semata-mata untuk mencari keperluan asas seperti seteguk air. Kebiasaannya beliau akan pulang dengan tangan kosong. Tiada sebarang sekolah mahupun bank-bank yang dapat kami keluarkan wang simpanan kami. Hanya terdapat beberapa hospital yang masih dibuka untuk merawat mereka yang tercedera.

Kami sedar bahawa kami sentiasa mempertaruhkan nyawa apabila kami keluar atau berada di luar rumah. Rejim Zionis mengenakan perintah berkurung dari jam 1pm hingga 4pm. Mereka mengatakan adalah selamat untuk kami keluar mendapatkan bekalan asas pada waktu-waktu tertentu, tetapi semua itu adalah satu pembohongan. . Bahkan mereka telah sering menggunakan peluang yang ada itu untuk menambah senarai Syuhada’ didalam koleksi mereka.

Kami memakan nasi dan roti secara berselang hari. Daging dan susu adalah satu kemewahan buat kami. Rejim Israel menggunakan kaedah perang kimia di kawasan sempadan. Mereka membunuh kami menggunakan peluru-peluru dan kereta perisai dan pesawat B52, tidak cukup dengan itu,bahkan mereka juga membunuh kami secara perlahan-lahan dengan membiarkan anak-anak kami mati kelaparan, mengakibatkan penyakit-penyakit yang tidak dapat diceritakan dengan menggunakan perang kimia mereka. Mereka bahkan hanya ketawa di saat melihat kami berterusan menderita dan tidak mampu menahan penyeksaan ini lagi.

Pada ketika semua ini dilakukan, kami diberitahu bahawa semua orang di seluruh dunia melakukan demonstrasi. MasyaAllah, mengenangkan anda semua pergi ke kedutaan-kedutaan dengan meninggalkan kediaman anda memberikan kami satu perasaan bahawa kami tidak bersendirian dalam perjuangan ini.

Akan tetapi, anda akan pulang semula ke rumah dan mengunci pintu pada waktu malam. Kami tidak mampu melakukan itu. Aku sendiri terpaksa meninggalkan rumahku yang berada di tingkat dua pada setiap malam untuk menumpang di rumah adikku di tingkat bawah. Seandainya kami diserang, adalah lebih mudah untuk kami lari menyelamatkan diri

Namun Umat bertanyakan dimanakah bala tentera kaum Muslim? Dimanakah Kemenangan? Dan dimanakah pemimpin sebenar kami yang akan menyelamatkan kami dari kematian ini? Dimanakah bala tentera Salahuddin Al Ayubbi? Usahlah berharap dan merayu kepada PBB, mereka memperkenalkan Israel pada tahun1949 sebagai sebuah Negara dan menjamin nasib kami seperti hari ini. Janganlah berpaling kepada Amerika atau British, apakah mereka tidak mencerobohi umat Islam di Iraq dan Afghanistan.

Serulah pasukan tentera di Mesir, Syria, Turkey dan Libya. Dimanakah mereka? Adakah mereka tegar melihat wanita-wanita meraung dan merintih meminta ikhsan pertolongan pada saat mereka mengebumikan anak-anak kecil mereka? Adakah jeritan dan tangisan adik-adik,kakak- kakak dan abang-abang kamu didengari oleh telinga-telinga yang pekak? Kami juga mempunyai hak untuk makan dan minum dalam suasana yang selamat dan sejahtera. Kami juga mempunyai hak untuk bergembira, ketawa dan hidup dengan dipenuhi impian seperti anda semua. Ataukah kami tidak berhak???

Ya, memang benar kami sudah keletihan. Apabila aku mendengar bunyi roket-roket dan bom serta melihat pesawat-pesawat yang berterbangan amat rapat mendekati rumahku, aku menjerit-jerit bersama anak lelaki kecilku dan di saat itu, suamiku hanya mampu terduduk kaku dan tidak berdaya untuk melakukan apa-apa.

Saudara-saudaraku, tentunya kamu mengetahui bagaimana perasaannya apabila kamu tidak berdaya untuk mempertahankan maruah dan kehidupan keluarga kamu. Ia membunuh sesuatu dari dalam hati suami ku. Kami sering tertanya-tanya, bilakah mereka(para pemimpin umat) akan menjual tanah kami ini dengan harga yang murah. Adakah dengan seribu atau dua ribu kematian. Kami sedang menunggu untuk melihatnya. Inilah yang telah terjadi pada kami.

Dengan semua ini, tiada siapa yang dapat menyelamatkan kami melainkan hanya Allah Subhanahu wa Taala. Janganlah kamu sekalian melupakan kami di sini kerana hanya kamu lah yang kami ada sekarang ini. Sumbangan dan sedekah kamu tidak sampai ke tangan kami dan apabila mereka membuka sempadan itu, hanya segelintir yang mendapatnya. Mereka yang mendapatnya( sumbangan) itu juga tidak mampu berbuat apa-apa dengannya kerana kami terpaksa mempertaruhkan nyawa hanya untuk pergi membeli makanan.

Mereka(Israel) akan membunuh sesiapa sahaja walaupun seorang anak kecil berumur lima tahun yang membawa makanan untuk keluarganya. Kami ingin hidup dengan usaha dan peluh saudara-saudara Islam kami, bukannya orang lain kerana kami semakin menghampiri kematian.

Teruskan lah usaha di jalan Allah ini dan berdoa serta bekerjalah untuk kemenangan yang semakin menghampiri dan seterusnya bakal menyelamatkan umat di segenap pelusuk, InsyaAllah.

Semoga Allah Subhanahu wa Taala mengukuhkan kita di atas DeenNya pada masa sukar dan senang. Ya Allah, kurniakanlah kami kemenangan dengan segera dan kembalikan lah Islam di bawah satu kekuasaan yang mana kami hidup di dalamnya. Ya Allah, kirimkanlah kami anak-anak Salahuddin, tentera Islam untuk menyelamatkan umat Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam dari kekejaman yang kami sedang bergelumang hidup di dalamnya. Ya Allah, lindungilah anak-anak kami dan hapuskan lah zionis dari tanah kami. Ya Allah, saksikanlah pada hari ini, kami mengadukan tentang pengkhianatan pemimpin kami kepadaMu, dan kami berdoa agar Engkau Ya Allah, mengembalikan segera pemimpin sebenar kami, iaitu Khalifah. Amin.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudarimu Ummu Taqi

Jom baca ini juga ...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Catatan Anda Dihargai... Terima Kasih :)

Siapakah Penulis Yang Baik?

Penulis yang baik adalah yang penulisannya memberikan kesan kepada jiwa insan. Seterusnya, penulis itu mampu menjadi inspirasi, contoh, qudwah kepada pembacanya.

Akhirnya sekali, dia tidak akan hanya tersekat dalam alam penulisan, bahkan di alam realiti dia tetap mampu menjadi satu model kepada ummat.

Penulis Yang Terbaik

Tips 1: Hubungan Dengan Allah SWT

Ya, hubungan dengan Allah SWT. Seorang yang hendak menjadi penulis yang terbaik perlulah menjaga hubungannya dengan Allah SWT. Mencintai perintah-Nya dan melaksanakannya. Membenci kemungkaran ke arah-Nya dan mencegahnya. Tidak melekatkan diri kepada apa yang Allah murka dan sentiasa berusaha mempertingkatkan kualiti diri di hadapan-Nya.

Kenapa hubungan dengan Allah SWT itu diletakkan yang pertama?

Banyak sebab. Tapi, antara sebab yang utama adalah, kita hendak menulis sesuatu yang memberi kesan pada jiwa insan. Justeru, apakah logik kita tidak meminta kepada Yang Membolak Balikkan Jiwa Insan? Kita perlu sedar bahawa, Allahlah TUAN kepada Hidayah. Bukankah adalah perkara yang normal kita tunduk kepada-Nya agar dia membantu kita? Sedang kita ini tidak mampu memberikan hidayah walau kepada orang yang kita cintai.


Sesungguhnya kau tidak akan mampu memberikan hidayah kepada orang yang kau cintai, tetapi Allah lah yang memberikan hidayah kepada sesiapa yang dia kehendaki…” Surah Al-Qasas ayat 56.

Tips 2: Kerendahan Hati
Seorang yang ingin menggerakkan dirinya menjadi penulis yang baik, perlulah mendidik jiwa dan hatinya untuk sentiasa rendah. Rendah di sini adalah merasa kerdil di hadapan Allah SWT. Ini untuk menjaga keikhlasan, mengelakkan diri dari riya’, ujub, takabbur.
Riya’, ujub, takabbur, semua itu adalah hijab dalam amalan. Ia membuang keberkesanan penyampaian kita. Sifat-sifat mazmumah itu akan menyebabkan perjalanan penulisan kita juga terpesong. Nanti kita akan rasa cepat hendak membantah pendapat orang lain, tidak boleh ditegur, rasa senang nak menyalahkan orang dan sebagainya.

Kerendahan hati sangat penting dalam menjamin kebersihan perjalanan penulisan kita.

Apakah hati yang hitam mampu mencahayakan hati yang lain?

Tips 3: Dahagakan Ilmu
Kita tidak mencari ilmu seperti orang yang sudah kekenyangan. Maka kita akan rasa malas untuk menambah ilmu apabila kita rasa diri kita sudah penuh. Seorang penulis perlu sentiasa merasakan dirinya tidak cukup. Maka dia akan bergerak untuk mengisi dirinya dengan pelbagai ilmu.

Ilmu penulisan, ilmu-ilmu asas kehidupan, ilmu bahasa, ilmu realiti, dan bermacam-macam ilmu lagi.

Penulis perlu sedar bahawa, seseorang yang tidak mempunyai apa-apa, tidak akan mampu memberikan apa-apa.

Maka seorang penulis perlu mempunyai ‘apa-apa’ untuk menulis.

Amatlah penting bagi seorang penulis untuk mengekspansikan capaian ilmunya. Ilmu bukan sekadar di dalam kelas, di dalam buku teks. Bahkan seluruh kehidupan ini mampu dijadikan sumber ilmu pengetahuan. Semuanya boleh diambil dan diterjemahkan kepada idea.

Banyak membuat kajian, banyak membuat pembacaan, banyak bertanya, banyak memerhati dan banyak berfikir. Ilmu-ilmu yang berjaya diraih, insyaAllah akan mampu menjadi ‘trigger’ kepada idea.

Tips 4: Disiplin

Tidak akan mampu seseorang itu menjadi penulis yang terbaik tanpa disiplin. Perlu ada disiplin dalam menulis. Perlu juga ada disiplin dalam mengimbangi kehidupan sebagai penulis dan sebagai pelajar, pekerja, anak, bapa, ibu dan sebagainya.

Sebab itu, apa yang saya selalu lakukan dalam hal disiplin ini adalah JADUAL.

Susun waktu. Sesungguhnya Allah tak akan memberikan manusia 24 jam sekiranya 24 jam itu tidak cukup untuk manusia. Tetapi manusialah yang tidak menggunakan 24 jam itu dengan sebaik-baiknya. Sebab itulah kita sering merasakan kita tidak mampu melaksanakan kerja.


Tips 5: Istiqomah
Seorang penulis yang terbaik itu, mencapai tahapnya yang tertinggi adalah apabila dia istiqomah. Bukannya bila pelawat website, blog sudah mencapai juta, dia mula bermalas-malasan.

Orang kata, hendak menjadi juara itu tidak sesusah hendak mengekalkan kejuaraan.

Penulis yang mampu menjadi contoh adalah penulis yang istiqomah.

Istiqomah dalam penulisannya. Istiqomah pula dalam menjaga peribadinya dalam menjadi qudwah kepada ummah.

Penutup

Saya tak rasa gembira kalau pembaca membaca penulisan saya, kemudian dia rasa seronok-seronok,tanpa membawa apa-apa daripada penulisan saya ke dalam kehidupannya.

Pada saya, seorang penulis itu bukan seorang penghibur.

Penulis adalah yang membina ideologi ummah, memimpin pemikiran ummah.

Justeru, penulis yang berjaya, adalah penulis yang penlisannya mampu memberikan kesan kepada kehidupan manusia.


~Hilal Asyraf ~

ms.langitilahi.com